Posts

Maya Hasan: Berkarya dengan Cinta (Feature)

Ternyata jatuh cinta pada pandangan pertama bukan merupakan suatu omongan belaka. Bagi Maya Hasan, harpist profesional Indonesia kelahiran Hongkong ini, cinta pada pandangan pertamanya dimulai sejak kelas 1 SMP kepada gambar harpa di dinding tempat les musiknya. Maya kecil tidak pernah tahu bahwa dengan gambar harpa di dinding itu, dengan rasa penasarannya kepada alat musik petik tersebut, akan merubah dunia, cinta, dan segala hal di hidupnya. Sebenarnya sebelum mengenal harpa, Maya kecil sudah mengisi hari – harinya dengan musik. Didukung oleh keluarga yang juga memiliki minat yang sama, terutama kakaknya Iwan yang terpaut umur lima tahun dari dirinya, membuat Maya mulai mencoba – coba berbagai instrumen musik. Kecintaan dan kepekaan terhadap musik itu tumbuh sejak Sekolah Dasar. Instrumen musik yang dia kenal pertama kali adalah piano, namun hari – harinya bersama piano hanya berlangsung tiga bulan. Kemudian Maya Hasan juga mencoba memainkan biola. Permainan biolanya itu bahkan...

Independensi VS Iklan (Opini)

Tentang Batas yang Kabur antara Berita dengan Iklan Ketika berbicara mengenai hubungan antara media dengan iklan tentu tidak akan ada habisnya. Keduanya berhubungan secara mutualisme karena media butuh iklan agar tetap bernafas dan iklan membutuhkan ruang untuk menjalankan fungsinya.    Akan tetapi dengan hubungan ini, seringkali ada harga mahal yang harus dibayar, bahkan melebihi biaya iklan tersebut, yaitu independensi jurnalis. “KINI SEBUAH KOTA MASA DEPAN IDEAL IMPIAN ANDA, BUKAN LAGI SEKEDAR MIMPI” menghiasi  header  halaman utama kumparan.com disertasi dengan logo Meikarta di sebelah kanan. Proyek pembangunan besar-besaran ini menjalankan pemasarannya dengan masif dan totalitas. Tidak hanya di kumparan.com, ketika membuka homepage   detik.com pembaca dihadapkan dengan tampilan gambar yang sama persis: tulisan tersebut, logo Meikarta, dengan background gedung-gedung pencakar langit dihiasi bintang-bintang. Tanpa perlu melihat sepetinya kita semua jug...

Ketika (Puisi)

ketika melihatmu tersenyum kala itu aku tahu kamulah jawaban yang selama ini aku cari ketika merasakan genggaman hangat jemarimu waktu itu aku tahu duniaku kini utuh seperti sedia kala ketika mencium aroma tubuhmu saat kamu memelukku hari itu aku tahu kelak kamulah yang akan menjadi rumah tempat aku pulang kala waktu dan hari itu ketika hangatnya kamu dan senyumanmu ketika aku merasakan eratnya genggaman tanganmu ketika aroma tubuhmu tercium ketika kamu memelukku aku mengerti kamulah jawaban untuk mengembalikan duniaku yang tak utuh ketika aku butuh tempat untuk pulang

Yang Tak Pernah Berharap (Cerita Pendek)

Yang Tak Pernah Berharap Apakah kamu tahu rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku pernah. Aku pernah sekali waktu jatuh hati pada seseorang yang begitu aku cintai tetapi seharusnya tidak. Membingungkan bukan? Tentu saja. Bagaimana caranya mencintai sesosok yang tidak boleh dicintai? Aku juga tidak mengerti. Tanah jatuh cinta pada Hujan. Dibiarkan air itu menyapukan rintik – rintik pada wajahnya yang keras. Hujan menggelitik dengan dingin yang kelu. Kelu dan suram. Suram dan tak berwarna. Tapi Tanah suka. Kesukaanya pada hujan ketika Hujan dibawa gravitasi padanya. Walaupun Hujan senang menangis. Sering sekali menangis. Tanah tetap jatuh cinta padanya. Dari kejauhan tentunya.             Tapi terkadang Hujan pergi. Disisakan rintiknya disembunyikan dalam udara dan angin. Dan ketika dia hilang, ganti Tanah yang tersedu – sedu ditinggal pujaan hatinya. Hujan suka sekali pergi daripadanya. Tanah benar – benar ...

Fakta Mengenai Olahraga Bridge (Infografis)

Image

Mencintai Malam (Cerita Pendek)

Aku jatuh cinta pada malam yang kelam dan misterius. Aku bertemunya malam itu ketika langit begitu gelap karena bintang sedang pergi. “Mungkin ini mimpi?”, tanyaku lebih kepada diri sendiri. Malam tertawa. Aku segera berjalan ke ranjangku. Naik dan menutupi badanku dengan selimut. Aku masih mengira semuanya adalah mimpi, sampai aku rasakan pelukan. Pelukan itu tidak seperti pelukan biasa. Pelukan itu begitu dingin. Badanku mengiggil. “Kamu tidak bermimpi, sayang. Ini aku. Kamu lupa kemarin aku datang dari jendelamu?” Samar – samar aku ingat kembali. Iya benar. Sepertinya kemarin laki – laki ini juga datang dan mengaku dirinya malam. “Kamu cantik. Kemarin ketika aku sedang berkeliling, mataku menangkap dirimu dibalik jendela ini. Aku jatuh hati. Bahkan aku tidak bisa menahan keinginanku untuk bersama kamu.” Aku mencoba mengingat. Ya, aku ingat. Kemarin tanpa disengaja malam mengintip lewat jendela kamarku. Aku melihatnya. Mata kami bertatapan. Dingin. Tatapannya sedingin es...

Sedetik (Cerita Pendek)

Sedetik Sedetik dan sedetik adalah segalanya. Orang bilang sedetik itu bukan apa – apa. Sedetik hanyalah satuan waktu yang benar – benar tidak berguna. Tak ada yang menganggap bahwa sedetik sesuatu yang penting. Apa yang bisa didapat dari sedetik? Mereka kira mereka tahu segalanya? Mereka tidak tahu bahwa sedetik adalah segalanya yang kamu butuhkan. Ketika kamu berpikir bahwa detik adalah satuan terkecil waktu. Di sanalah paradigmamu akan sedetik menjadi salah. Tidak. Sedetik bukan satuan terkecil. Diam adalah satuan terkecil. Dalam sedetik, semuanya dapat berubah. Sedetik menjadi asal mula dari setiap detik. Yang kamu butuhkan sebenarnya hanyalah sedetik. Aku adalah makhluk posibiltas sekaligus aktualitas. Bagiku yang penuh posibilitas, apa yang lebih penting dari sedetik? Segala posibilitas bermula dari sedetik. Aku percaya bahwa sedetik memulai segalanya. Sedetik ketika aku lahir. Sedetik ketika aku bertumbuh. Sedetik ketika aku pertama kali tertawa. Sedetik ketika aku mena...